EXPOSURE THERAPY
Exposure therapy adalah suatu intervensi perilaku yang melibatkan pengaktifan
trauma melalui penggunaan ingatan atau tanda yang berkaitan. Apakah menggunakan
tanda khayalan atau in vivo. In vivo exposure berarti individu
mengalami situasi yang ditakuti secara aktual dan bukan membayangkannya dengan
pengarahan terapis. Eksposur harus
berlangsung cukup lama untuk memungkinkan level kecemasan klien berkurang. Foa
dan Rothbaum (1998) mendeskripsikan eksposur dalam penanganan trauma yang berkaitan
dengan penyerangan seksual; Keane (1995) mendeskripsikan eksposur dalam
penangan trauma yang berkaitan dengan perang. Exposure Therapy untuk fobia dalam hal menahan diri dari respons
menghindar yang harus dipertahankan di sepanjang waktu dan bukan hanya selama
sesi latihan tertentu. Dengan demikian, tidak hanya pengalaman rangsang yang
biasanya, mereka juga takut-praktek perilaku yang tidak cocok terhadap
rangsangan. Jenis terapi ini biasanya menyebabkan beberapa kecemasan jangka
pendek.
https://www.youtube.com/watch?v=zKTpecooiec
ANALISIS VIDEO
Mariam Dum (22 tahun) dari Venezuela. Psikologis klinis
Lars-Goran Ost dari Swedia. Mariam memiliki spesifik fobia. Mariam takut
terhadap ular. Dalam video terapi yang dilakukan yaitu 3 jam, dimana selama 3
jam tersebut klinisi (Ost) melakukan interview pendekatan dengan pasiennya agar
tau latar belakang pasiennya sehingga memudahkan dalam proses terapi dan juga
dapat menyusun strategi. Mariam hampir tidak memiliki kontak dengan ular dan
tidak mengetahui mengapa dia takut terhadap ular. “Setiap aku mengingat diriku,
aku teringat ketakutanku pada ular”. Mariam memiliki kesulitan dalam movie dan
juga di kebun binatang, dan itu mengganggu dalam hidupnya. “Aku pernah memimpikan ular, dan itu mengerikan,
dan itu membuatku terbayang-bayang akan ular”.
Mariam adalah seorang teknisi penelitian di Boston University's Center
untuk anxiety dan related disorders. Seorang Psikologis
David Barlow, seorang direktur dan pelopor di exposure therapy. Menurut penelitiannya yang sukses dalam mengobati
fobia dalam jangka waktu singkat hanya seminggu. Beberapa psikologis di pusat
menggunakan virtual reality secara bertahap untuk mengenalkannya pada pasien
terhadap situasi yang ditakuti. Tetapi klinisi Ost melakukan treatment terhadap
spesifik fobia hanya dalam 3 jam.
Klinisi Ost menanyakan pada Mariam seberapa takutnya terhadap ular dari
0-100, dan Mariam menjawab 70-80 dari 100. Kemudian Ost masuk kembali
ke ruangan dengan membawa ular, posisi ular masih jauh dan Mariam sudah
menangis. Lama kelamaan klinisi Ost membawa dekat ular kearah Mariam, dan
sampai akhirnya Ost membantu Mariam untuk memegang ular, menjadikannya ikat
pinggang bahkan meleherkannya. Ost meminta Mariam untuk menamai ular tersebut.
Kemudian Mariam menamai ular itu Elf. Ost merekomendasikan untuk Mariam agar
pergi ke kebun binatang, melihat gambar-gambar ular dll. 2 Bulan kemudian Ost
menelpon Mariam untuk menanyakan kondisi fobianya, dan Mariam mengatakan tidak
takut lagi terhadap ular seperti dulu.
Sumber :
Roberts,
A.R., Greene, G.J. (2002). Social
workers'desk reference. English: Oxford University Press
0 komentar:
Posting Komentar