By :
Class 2PA01
1.
Khodijah Ul Kubro (15514866)
2. Putri Elena Safitri (18514594)
3. Risa Andriani (19514478)
4.
Saras Zettira
Pratiwi (1A514046)
Apa itu Antisocial Personality Disorder?
Ø Menurut Kelompok Kami
§ Menurut
Khodijah Ul Kubro : Antisosial
merupakan sikap seseorang yang tidak acuh
(menghiraukan)
orang-orang di sekitarnya dan cenderung menyendiri. Hal ini dapat terjadi
karena beberapa sebab, seperti latar belakangnya, trauma yang berhubungan
dengan sosial, canggihnya teknologi yang membuat individu memainkan smartphonenya dibandingkan mengobrol
dengan orang sekitarnya.
§ Menurut Putri
Elena Safitri : Antisosial
merupakan perilaku menarik diri dari segala kegiatan sosial.
Mereka yang
antisosial cenderung tidak ingin bersosialisasi atau bergabung bahkan akan
mengabaikan lingkungan sosialnya.
§ Menurut Risa
Andriani : Orang-orang yang pada umumnya adalah perilaku
kriminal
§ Menurut Saras
Zettira Pratiwi : Gangguan
kepribadian antisosial adalah kondisi seseorang dimana ia
tidak senang berhubungan
dengan orang lain dan lebih senang menyendiri. Selain itu, individu tersebut
cenderung bersifat apatis terhadap lingkungan sekitarnya.
§ Menurut Para
Tokoh
Menurut
Nevid dkk. (2005: 277) gangguan perilaku antisosial adalah sebuah gangguan
perilaku yang ditandai oleh perilaku antisosial dan tidak bertanggungjawab
serta kurangnya penyesalan untuk kesalahan mereka. Sedangkan menurut Cleckley
(1976 dalam Silitonga, 2010) Orang dengan gangguan kepribadian antisosial (antisocial personality disorder)
secara persisten melakukan pelanggaran terhadap hak-hak orang lain dan sering
melanggar hukum. Mereka mengabaikan norma dan konvensi sosial, impulsif, serta
gagal dalam membina hubungan interpersonal dan pekerjaan. Menurut Kathleen
Stassen Berger, sikap antisosial adalah sikap dan perilaku yang tidak
mempertimbangkan penilaian dan keberadaan orang lain ataupun masyarakat secara
umum disekitarnya.
Gejala/Ciri-ciri Antisocial Personality Disorder
Tanda dan gejala gangguan kepribadian antisosial meliputi:
§ Mengabaikan nilai-nilai benar dan salah.
§ Berbohong atau menipu untuk mengeksploitasi orang
lain.
§ Menggunakan pesona atau kecerdasan untuk memanipulasi
orang lain dengan tujuan meraih keuntungan pribadi atau untuk kesenangan
semata.
§ Egosentrisme intens, rasa superioritas, dan
eksibisionisme.
§ Berulang kali mengalami masalah hukum.
§ Berulang kali melanggar hak orang lain dengan
menggunakan intimidasi, ketidakjujuran, dan penipuan.
§ Tindakan pelecehan terhadap anak atau melalaikannya.
§ Menunjukkan sikap permusuhan, agitasi, impulsif, atau
kekerasan.
§ Kurangnya empati terhadap orang lain dan kurangnya
penyesalan saat melakukan tindakan merugikan.
§ Mengambil risiko atau melakukan tindakan berbahaya
yang tidak perlu.
§ Hubungan yang buruk atau kasar.
§ Perilaku kerja yang tidak bertanggung jawab.
§ Kegagalan untuk belajar dari konsekuensi perilaku
negatif di masa lalu.
Gejala gangguan kepribadian
antisosial dapat dimulai pada masa kanak-kanak dan sepenuhnya terimplementasi
pada usia 20-an dan 30-an.
Pada anak-anak, kekejaman
terhadap hewan, perilaku bullying, impulsif atau ledakan kemarahan, isolasi
sosial, dan kinerja sekolah yang buruk, dalam beberapa kasus, merupakan tanda
awal gangguan ini.Meskipun dianggap sebagai gangguan seumur hidup, beberapa
perilaku destruktif dan kriminal serta penggunaan alkohol atau obat-obatan
dapat berkurang dari waktu ke waktu.
Bentuk-Bentuk
Sikap Antisosial
§ Berdasarkan Penyebabnya
a) Sikap antisosial yang muncul karena penyimpangan
(devisiasi) individual Penyimpangan individul bersumber dari faktor-faktor yang
terdapat diri seseorang, seperti pembawaan, penyakit, kecelakaan yang dialami
seseorang, atau karena terdapat pengaruh sosial budaya yang sifatnya unik
terhadap individu. Adapun bentuk-bentuk sikap antisosial antara lain sebagai
berikut:
a. Pembandel, yaitu orang yang tidak mau tunduk pada
peringatan orang-orang yang memiliki kewenangan di lingkungan tersebut.
b. Pelanggar, ialah orang-orang yang melanggar
norma-norma umum atau masyarakat yang berlaku
c. Pembangkang, adalah orang yang tidak tunduk pada
nasihat-nasihat orang yang terdapat dilingkungan tersebut.
d. Penjahat, adalah orang-orang yang mengabaikan
norma-norma umum atau masyarakat yang berbuat sekehendak hati yang
mengakibatkan kerugian-kerugian harta atau jiwa yang terdapat dilingkungannya
ataupun yang berada di luar lingkungannya sehingga para anggota masyarakat
meningkatkan kewaspadaan dan selalu bersiap-siap untuk menghadapinya.
b) Sikap antisosial yang muncul karena penyimpangan
situsional
Penyimpanan situasional adalah fungsi pengaruh
kekuatan-kekuatan situasi yang berada di luar individu atau dalam situasi
ketika individu merupakan bagian yang tidak terpisahkan di dalamnya. Situasi
sosial adalah keadaan yang berhubungan dengan tingkah laku seseorang dimana
tekanan, pembatasan, dan rangsangan yang datang dari orang atau kelompok di
luar diri orang itu relatif lebih dinamis daripada faktor-faktor internal yang
dapat menimbulkan respons mengenai hal-hal tersebut. Penyimpangan situasional
dapat selalu kembali jika situasinya berulang. Mengenai kejadian tersebut,
menjadi penyimpangan kumulatif. Macam-macam bentuk sikap antisosial adalah
sebagai berikut:
a.
Degradasi moral
atau demoralisasi karena kata-kata keras dan radikal yang kelaur di mulut para
pekerja yang di PHK secara sepihak oleh perusahaan tempat mereka bekerja.
b.
Tingkah laku kasar
pada golongan remaja
c.
Tekanan batin yang
dialami oleh perempuan-perempuan yang mengalami menopause
d.
Penyimpangan
seksual yang terjadi karena seseorang menunda-nunda perkawinan
e.
Homoseksual yang
terjadi untuk narapidana di lembaga permasyarakatan.
c) Sikap antisosial yang muncul karena penyimpangan biologis
Penyimpangan biologi adalah faktor pembatas yang tidak
memungkinkan terjadinya dalam memberikan persepsi atau menimbulkan
respons-respons tertentu. Gangguan terjadi jika individu tidak melakukan suatu
peranan sosial tertentu yang sangat perlu. Pembatasan terhadap
gangguan-gangguan ini sifatnya transbudaya (menyeluruh di seluruh dunia).
Terdapat macam-macam bentuk diferensiasi yang dapat menghasilkan penyimpangan
biologis adalah sebagai berikut :
a.
Ciri-ciri ras,
misalnya tinggi badan, roman muka, dan bentuk badan
b.
Ciri-ciri karena
gangguan fisik, misalnya kehilangan anggota tubuh dan gangguan sensorik
c.
Ciri-ciri biologis
yang aneh, cacat karena luka dan cacat yang terjadi karena bawaan
d.
Tidak berfungsinya
tubuh secara baik dan tidak bisa dikendalikan lagi, misalnya epilepsi dan
tremor.
d) Sikap antisosial yang bersifat sosiokultural
Beberapa bentuk sikap dari antisosial dengan sifat
sosiokultural adalah sebagai berikut :
a. Primordialisme, adalah suatu sikap atau pandangan yang
menunjukkan sikap yang berpegang teguh kepada hal-hal yang sejak semula melekat
pada diri individu, misalnya suku bangsa, agama, ras, ataupun asal usul
kedaerahan oleh seseorang dalam kelompoknya, kemudian meluar dan berkembang.
Primordialisme muncul karena adanya sesuatu yang dianggap istimewa oleh
individu dalam suatu kelompok dan keinginan untuk mempertahankan keutuhan suatu
kelompok. Selain dari itu, primordialisme berkaitan disebabkan dengan
nilai-nilai mengenai keyakinan, misalnya keagamaan dan pandangan hidup.
b. Etnosentrims atau fanatisme suku bangsa, ialah suatu
sikap yang menilai kebudayaan masyarkat lain dengan menggunakan ukuran-ukuran
yang berlaku di masyarakatnya sendiri.
c. Sekularisme, yaitu sikap yang lebih mengedepankan
hal-hal yang sifatnya nonagamawi, misalnya teknologi dan ilmu pengetahuan.
Orang yang seperti ini cenderung mengedepankan kebenaran duniawi.
d. Hedonisme, adalah suatu sikap manusia yang didasarkan
pada diri mengenai pola kehidupan yang serbamewah, glamor, dan menemparkan
kesenangan materiil di atas segalanya. Tindakan yang baik menurut hedonisme
adalah tindakan yang menghasilkan kenikmatan. Orang yang mempunyai sifat
seperti ini biasanya kurang peduli mengenai keadaan di sekitarnya karena yang
diburu adalah kesenangan pribadi.
e. Fanatisme, ialah suatu sikap yang mencintai atau
menyukai mengenai suatu hal secara berlebihan. Mereka tidak memedulikan apapun
yang dipandang lebih baik daripada hal yang disenangi tersebut. Fanatisme yang
berlebihan sangat berbahaya karena dapat berujung pada perpecahan atau konflik.
Seperti fanatisme terhadap suatu ideologi atau arti idola.
f. Diskriminasi, adalah sikap yang membeda-bedakan secara
sengaja golongan-golongan yang berkaitan mengenai kepentingan-kepentingan
tertentu. Dalam diskriminasi, golongan tertentu diperlakukan secara berbeda
dengan golongan-golongan lain. Pembedaan itu dapat didasarkan pada suku bangsa,
agama, mayoritas, atau bahkan minoritas dalam masyarakat. Seperti, diskriminasi
ras yang sebelumnya pernah terdapat di Afrika Selatan dimana seluruh warga ras
kulit putih menduduki lapisan lebih tinggi dibandingkan ras kulit hitam.
§ Bentuk-Bentuk Sikap Antisosial Berdasarkan Sifatnya
a) Tindakan antisosial yang dilakukan secara sengaja
Tindakan antisosial yang dilakukan secara sengaja
adalah tindakan yang dilakukan secara sadar oleh pelaku, akan tetapi tidak
mempertimbangkan penilaian orang lain terhadap tindakannya tersebut. Seperti
vandalisme atau aksi corat-coret tembok rumah orang lain.
b) Tindakan antisosial karena tidak peduli
Tindakan antisosial karena tidak peduli adalah
tindakan karena ketidakpedulian si pelaku mengenai keberadaan masyarakat
disekitarnya. Seperti membuang sampah di sebmarang tempat atau mengebut ketika
berkendara di jalan raya.
Penyebab Antisocial Personality Disorder
- Terdapat norma dan nilai sosial yang tidak sesuai atau sejalan mengenai keinginan masyarakat sehingga dapat terjadi kesenjangan budaya, baik pola pikir masyarakat.
- Adanya ideologi yang dipaksakan untuk masuk ke dalam lingkungan masyarakat. Hal tersebut dapat menimbulkan guncangan budaya bagi masyarakat yang belum siap untuk menerima ideologi baru tersebut.
- Masyarakat kurang siap untuk menerima perubahan dalam tatanan masyarkat. Hal tersebut dapat terjadi karena terdapat perubahan sosial yang menuntuk seluruh komponen agar berubah mengikuti tatanan yang baru. Dalam perubahan, terdapat komponen yang siap, namun ada juga yang sebaliknya yang justru bersikap antisosial karena sepakat dengan perubahan yang terjadi. Seperti perusakan fasilitas umum.
- Ketidakmampuan seseorang untuk memahami atau menerima mengenai bentuk-bentuk perbedaan sosial dalam masyarakat sehingga akan mengakibatkan kecemburuan sosial. Perbedaan-perbedaan dimaknai sebagai suatu permasalahan yang dapat mengancam stabiltas masyarakat yang sudah tertata.
- Pemimpin yang kurang sigap dan tanggal mengenai fenomena sosial dalam masyarakat serta tidak mampu mengartikan keinginan masyarakat secara keseluruhan.
Menurut
Soerjono Soekanto terdapat tiga istilah yang berhubunga dengan sikap
antisosial, yaitu :
1) Antikoformitas
Antikonformitas adalah suatu pelanggaran terhadap nilai-nilai dan
norma-norma sosial yang dilakukan dengan sengaja oleh individu atau sekelompok
individu. Sebagai contoh : mencuri, membunuh, membuat keributan, dan
mengasingkan diri dari pergaulan masyarakat.
2) Aksi Antisosial
Aksi antisosial adalah sebuah aksi yang menempatkan kepentingan
pribadi ataupun kepentingan kelompok tertentu atas kepentingan umum. Sebagai
contoh : tidak mau mengikuti kegiatan gotong royong di masyarakat, memanipulasi
data keuangan sebuah organisasi demi kepentingan diri sendiri, dan lain-lain.
3) Antisosial Grudge
Antisosial Grudge disebut juga dendam antisosial, yaitu rasa dendam
atau sakit hati terhadap masyarakat maupun terhadap aturan sosial tertentu
sehingga menimbulkan perilaku menyimpang. Sebagai contoh : minum minuman keras
dan penyalahgunaan nerkoba karena merasa kurang dihargai olehmasyarakat
sekitar.
Cara penanganan Antisocial Personality Disorder
- Perawatan
Karena orang-orang yang mengalami gangguan
kepribadian antisosial tidak memiliki gejala-gejala seperti tingkah laku
abnormal pada umumnya (yakni kecemasan, depresi,delusi, halusinasi), maka
mereka tidak didiagnosis sebagai orang-orang yang memiliki gangguan psikologi,
karena hal tersebut mereka tidak perlu dirawat. Melainkan, karena tingkah laku
mereka sering dilihat sebagai tingkah laku kriminal, maka mereka mungkin akan
dihukum (dipenjarakan). Dengan alasan tersebut, sangat sedikit sekali
masyarakat memberikan perhatian untuk merawat mereka. Tetapi karena masalah
berat yang dilakukan oleh orang-orang ini terhadap masyarakat, maka usaha untuk
mengubah dan mengontrol tingkah laku mereka dianggap penting. Dengan demikian,
disini akan dijelaskan beberapa pendekatan perawatan yang terbatas meskipun
diakui orang-orang yang menderita gangguan ini sangat sulit dan tidak mungkin
dirawat.
- Pendekatan Psikodinamik
Pada pendekatan ini, para terapis berusaha
memberikan figur-figur orang tua yang berperrilaku tepat untuk pasien-pasien
yang mengalami gangguan kepribadian antisosial. Para terapis tidak hanya akan
memberikan dukungan, afeksi, dan pemahaman, tetapi mereka juga secara konsisten
membimbing pasien-pasien dengan sikap yang tegas. Karena pendekan ini pecaya bahwa orang-orang
yang memiliki gangguan kepribadian antisosial adalah orang-orang yang kurang
diberikan kasih sayang orang tuanya, sehingga mereka tidak memiliki figur-figur
yang patut dicontoh. Tujuan dari dilakukannya pendekatan ini ialah membantu
pasien mengidentifikasikan diri dengan terapis, dan dengan berbuat demikian
pasien dapat menginternalisasikan ajaran-ajaran yang telah diberikan.
Pendekatan ini berfokus pada usaha untuk mengambangkan pematangan melalui
identifikasi dan bukan pada usaha untuk memecahkan masalah-masalah melalui
pemahaman seperti yang dilakukan terhadap pasien-pasien lain.
Pada pendekatan ini, pasien dapat kambuh
kembali setelah menjalani perawatan. Karena orang-orang yang mengalami gangguan
ini tidak memberikan respon terhadap perawatan, maka banyak psikoterpis yang
enggan merawat orang-orang ini.
- Pendekatan Belajar
Teori belajar mengemukakan bahwa
orang-orang yang mengalami gangguan kepribadian antisosial kurang mampu
mengembangkan renpon-respon kecemasan yang terkondisi secara klasik, dan dengan
demikian orang-orang ini tidak belajar menghindari perilaku-perilaku yang tidak
tepat. Karena itu, intervensi- intervensi terapeutik yang bertolak dari
pengondisian klasik tidak bermanfaat. Tetapi ada kemungkinan penggunaan
pengondisian operan dimaksudkan untuk mengembangkan respons-respons yang tepat.
Masalah yang muncul dalam pendekatan ini adalah orang-orang yang mengalami
gangguan kepribadian antisosial sudah mampu memperoleh reward-rewaard yang diinginkan melalui perilaku-perilaku mereka
yang tidak tepat. Dengan demikian, tidak ada gunanya terapis menahan atau
mengulur-ulur suatu reward atau
intensif untuk tingkah laku yang tepat.
- Pendekatan fisiologis
Teori fisiologis mengemukakan bahwa ganguan
kepribadian antisosial terjadi karena korteks kurang terangsang (cortical underarousal) sehingga
orang-orang yang mengalami ganggua kepribadain antisosial tidak mengondisikan
dengan baik dan sering melakukan perilaku-perilaku yang tidak tepat untuk menigkatkan
rangsangan.bertolak dari penjelasan ini, kita mungkin mengharapkan bahwa
pasien-pasien dapat dirawat dengan obat-obat stimulan kortikal yang akan
meningkatkan kerentanan terhadap pengondisian dan mengurangi kebutuhan akan
perangsangan.
Tetapi pengaruh obat-obatan stimulan jika
digunakan untuk orang dewasa ternyata tidak bertahan lama dan tidak mungkin
mereka menggunakan obat-obatan stimulan dalam jangka waktu yang lama. Dengan
demikian dapat dikatakan orang-orang yang memiliki gangguan kepribadian
antisosial dapat dirawat atau dikontrol dengan menggunakan obat.
Kesimpulan
Meskipun Antisocial Personality Disorder dengan berbagai gejala yang sudah kami paparkan di atas cenderung lebih
ke ranah klinis dalam ilmu psikologi, nyatanya dewasa ini kita sebagai generasi
era digital hampir dilumpuhkan dan bisa saja semua orang mengalami Antisocial Personality Disorder. Tidak
lain karena kita sudah diperbudak oleh teknologi yang kita ciptakan sendiri.
Kita yang sering kali mengabaikan lingkungan sekitar karena lebih memilih untuk
menjadi generasi menunduk dimanapun dan
kapanpun.
Salah satu video tentang Antisocial Personality Disorder
Link : https://youtu.be/S0yLpsR4AAl
https://www.youtube.com/watch?v=S0yLpsR4AAl&feature=youtu.be
Referensi:
Nevid, Jeferry S., dkk.
2005. Psikologi Abnormal. Jakarta : Erlangga
Silitonga Ferry. 2010. Gangguan
Kepribadian Antisosial.
Soekanto, Soerjono. 1983. Teori Sosiologi tentang Perubahan Sosial. Surabaya :
Ghalia Indonesia.
Shadily, Hassan. 1998. Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia.
Jakarta: Rineka Cipta
http://www.amazine.co/25585/13-gejala-2-penyebab-gangguan-kepribadian-antisosial/
Images:
http://assets-a2.kompasiana.com/statics/files/1411623507195093569.jpg?t=o&v=760
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVucMu_-bRR7otmDEouWaZkHFxOkeFYmVlbP4U8Xkp3RIrdhPGfTyLX0v1QGT-6JMqEM5KV6q5n9gj235FC8Shxah5x0U_bH4nhVCaLyQFEAOBgcwJZQonSlSCjlwyEfQ1aLyRx1Woroe4/s1600/akibat+anti+sosial.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiENQyI7AnptexlfU2TsUk0CKp2VVIoNfUh2ZqQ4_EPDKXmPwHDYfL2a9NgXrxCbnKSo7n-m0vqZcM6xF2INEGe_i6phEnnS5XHyKJqITeKpfUq9w5duPQ107owuuhu1YclNzhNTD9CsYfv/s1600/Anti+Sosial.png
0 komentar:
Posting Komentar