A. Sumber Daya Manusia
(SDM)
Sumber daya manusia (SDM) adalah salah
satu faktor yang sangat penting bahkan tidak bisa dilepaskan dari sebuah
organisasi, baik perusahaan ataupun instuisi. Selain itu, SDM juga merupakan
faktor yang mempengaruhi perkembangan suatu perusahaan.
Beberapa ini adalah
pengertian sumber daya manusia menurt para ahli, yakni
1. Hasibuan
Menurut Hasibuan, Sumber Daya Manusia (SDM) terdiri dari
daya fikir dan daya fisik manusia. Artinya kemampuan setiap manusia sangat
ditentukan oleh daya fisik dan daya fikirnya.
2. Marry Parker Follet
Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan suatu seni agar
bisa mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pengaturan orang-orang lain untuk
melaksanakan berbagai pekerjaan yang dibutuhkan atau bisa dibilang tidak
melakukan pekerjaan-pekerjaan tersebut sendirian.
3. Mathis dan Jackson
SDM merupakan suatu rancangan sistem-sistem formal dalam
suatu organisasi untuk memastikan penggunaan bakat dan potensi manusia secara
efektif dan efisien agar bisa mencapai tujuan organisasi.
4. M.T.E. Hariandja
Sumber Daya Manusia adalah salah satu faktor yang sangat
penting dalam sebuah perusahaan selain faktor yang lainnya seperti kinerja
ataupun modal. Oleh karena itu, Sumber Daya Manusia (SDM) harus dikelola dengan
sangat baik supaya bisa meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi
perusahaan.
5. Sonny Sumarsono
Sumber Daya Manusia memiliki dua pengertian. Pertama, SDM
adalah jasa atau usaha kerja yang bisa diberikan dalam proses produksi. Dalam
hal lain, SDM menggambarkan kualitas usaha yang dilakukan oleh seseorang dalam
waktu tertentu untuk menghasilkan suatu barang dan jasa.
Pengertian kedua, SDM berikaitan dengan manusia yang bisa
bekerja untuk memberikan jasa atau usaha kerja. Mampu bekerja bisa diartikan
mampu melakukan segala kegiatan yang memiliki kegiatan ekonomis.
Dari beberapa pengertian
oleh para ahli maka dapat disimpulkan bahwa SDM adalah manusia yang
dipekerjakan di suatu organisasi yang nantinya akan menjadi penggerak, dimana
hal ini dilakukan untuk bisa mencapai tujuan organisasi itu sendiri. Kemampuan
manusia ditentukan oleh daya fisik dan daya fikirannya, dimana daya pikir
manusia ini diperoleh dari kecerdasan yang dibawanya sejak lahir dan menjadi
modal dasar dalam menentukan kualitas sumber daya yang terdapat pada dirinya.
Demikian pula menurut The
Chartered Institute of Personnel and Development (CIPD) dalam pernyataan
Mullins tahun 2005. Sumber daya manusia ditetapkan sebagai strategi
perancangan, pelaksanaan serta pemeliharaan dan pengelolaan manusia untuk
kinerja usaha yang optimal termasuk kebijakan pengembangan dan juga proses
untuk mendukung strategi yang sudah dibuat. Potensi sumber daya manusia pada
setiap orang berbeda-beda. Untuk dapat mengembangkan sumber daya manusia yang
beragam tersebut dibutuhkan suatu sistem manajemen unik yang dinamakan
manajemen sumber daya manusia. Manajemen ini mencangkup beberapa fungsi, yaitu
perencanaan, pengorganisasian, penyusunan personalia, pengarahan yang berupa
motivasi untuk mendorong untuk memenuhi visi dari suatu perusahaan, dan serta
pengawasan.
B. Organsasi
Organisasi adalah suatu
kelompok orang dalam suatu wadah untuk tujuan bersama. Organisasi terdiri dari
kelompok orang-orang, atau dapat dikatakan juga terdiri dari kelompok-kelompok
tenaga kerja (dalam hal organisasi perusahaan) yang berkerja untuk mencapai
tujuan organisasinya. Organisasi memiliki tiga dimensi yaitu kemajemukan (complexity), formalisasi (formalization), dan pemusatan (centralization).
C. Kepemimpinan
Stogdill (1974) menyatakan
bahwa jumah macam batasan kepemimpinan dapat dikatakan sama dengan jumlah orang
yang telah mencoba membuat batasan tentang pengertian tersebut. Kepemimpinan
merupakan sesuatu yang penting bagi manajer. Para manajer merupakan pemimpin
(dalam organisasi mereka). Sebaliknya pemimpin tidak perlu menjadi manajer.
D. Kaitan SDM, Organisasi, dan Kepemimpinan
SDM, Organisasi dan Kepemimpinan mempunyai pengertiannya
masing-masing, dan dari ketiganya tentu ada kaitannya masing-masing. Dapat dilihat
dari sebuah organisasi itu pasti terkait dengan adanya sdm, karena kalau tidak
ada sdm pasti tidak bisa terbentuk suatu organisasi, dengan ada dan
terbentuknya organisasi, maka pasti akan muncul sistem kepemimpinan, dan akan
melahirkan pemimpin untuk memimpin organisasi tersebut.
E. Contoh Kasus di Indonesia
Nadiem adalah sosok di
balik revolusi industri transportasi khas Indonesia, ojek. Dengan memanfaatkan
kecanggihan teknologi mobile, Nadiem sukses membangun Gojek, sebuah layanan
jasa ojek berbasis aplikasi Android menjadi sebuah perusahaan layanan
transportasi alternatif yang digemari masyarakat. Dengan beragam fitur yang
ditawarkan Gojek, seperti antar bepergian, pengiriman barang, pesan antar
makanan, berbelanja, dan layanan lainnya, Gojek adalah jawaban atas masalah
kemacetan dan kebutuhan kecepatan penduduk kota-kota besar.
Di mata Nadiem, ada tiga
masalah besar yang tersaji di kota-kota besar. Kemacetan, kurangnya lahan
pekerjaan di sektor informal, dan ketidakefisienan pasar di sektor
transportasi, khususnya ojek. Mengapa ojek? Alasannya sederhana. Bagi pria
kelahiran Singapura, 4 Juli 1984, ini, ojek adalah alat transportasi
sehari-hari yang dia gunakan untuk menopang mobilitasnya.
Kendati sudah
berganti-ganti pekerjaan sejak 2006, ojek adalah alat transportasi yang terus
melekat ke mana pun kakinya melangkah. "Naik ojek itu enak, bisa cepat
sampai dan terhindar macet," katanya.
Pernah menyandang jabatan
tinggi di perusahaan bergengsi, sebut saja konsultan manajemen di perusahaan
konsultan ternama di Jakarta, Mckinsey & Company, managing director Zalora
Indonesia (saat mengelola Rocket Internet Indonesia), dan chief innovation
officer Kartuku, tak membuat Nadiem memilih tampil gaya bepergian dengan sedan
mewah. Daripada nyaman berada di kabin sedan mahal ber-AC, Nadiem memilih
berojek ria saat mondar-mandir di Jakarta.
Kendati bisa diandalkan
soal kecepatan, ojek bukan berarti tanpa masalah. Masalah utama yang sering
dijumpai Nadiem adalah ketersediaannya yang tidak semudah moda transportasi
umum lainnya. Padahal, setiap orang, termasuk Nadiem, menginginkan layanan ojek
bisa on demand alias ada saat dibutuhkan. "Ke mana-mana saya naik ojek,
tapi repotnya setiap kali butuh belum tentu ada. Sekalinya ada, itu ditembak
(tarifnya) tinggi banget," kenang pria yang janggutnya tampak baru saja
dipotong.
Berbekal banyak
pengalamannya menggunakan ojek itulah Nadiem kemudian memberanikan diri untuk
berhenti dari pekerjaannya dan mendirikan perusahaan Gojek pada 2011. Alasan
tidak betah bekerja di perusahaan orang lain menjadi peletup awalnya. Apalagi,
Nadiem juga bertekad mengontrol takdirnya sendiri.
Ide bisnis transportasi
Gojek bertambah kuat saat ia berbincang dengan para tukang ojek. "Saya
pernah mewawancarai beberapa tukang ojek secara random, kebanyakan mengeluh
susah cari pelanggan," kata Nadiem.
Dari para tukang ojek
itulah Nadiem menyadari, ternyata waktu pengemudi ojek lebih banyak dihabiskan
untuk sekadar mangkal. Padahal, sebenarnya pengemudi ojek mampu mendapat
penghasilan lebih asalkan mampu memperoleh penumpang. Namun, ketika penumpang
butuh ojek, angkutan motor itu tak selalu hadir di lokasi. Usaha menjembatani
antara kebutuhan penumpang dan pengemudi ojek inilah yang menjadi awal konsep
berdirinya Gojek.
Awal berdiri, Gojek
hanyalah sebuah call center. Gojek hanya dikerjakan oleh tim manajemen dengan
jumlah orang terbatas. "Sampai 2014, Gojek cuma manajemen kecil semacam
call center, belum aplikasi, belum online," ucapnya.
Gojek pun mulai melayani
konsumen via telepon. Konsumen memesan layanan ojek melalui call center,
kemudian operator akan mencari driver yang terdekat. Selanjutnya, call center
akan memastikan kedatangan driver dengan sistem navigasi dan koordinasi pelanggan.
Dengan sistem ini, ada
beberapa tukang ojek yang mendapat penghasilan tambahan melalui call center
Gojek. Namun, selama tiga tahun menjalankan usaha dengan model layanan call
center, Gojek justru banyak dimanfaatkan perusahaan-perusahaan untuk melakukan
jasa kurir alias antar-mengantar surat, dokumen, atau barang. "Padahal,
awalnya saya ingin (Gojek) untuk transportasi bepergian orang-orang,"
ujarnya.
Barulah pada 2014 Nadiem
mengelola bisnis Gojek secara penuh. Layanan Gojek yang awalnya offline beralih
masuk di kancah online (daring) dengan aplikasi khusus. Dengan memanfaatkan
kecanggihan teknologi mobile inilah Gojek berhasil merevolusi industri transportasi
ojek.
Saat ini, aplikasi Gojek
sudah diunduh lebih dari 13 juta orang di berbagai daerah. Fitur yang
ditawarkan Gojek pun berbagai macam, mulai dari pengiriman barang, pesan antar
makanan, berbelanja, hingga berpergian. Gojek pun telah membawa perubahan di
kancah transportasi. Kini, tak kurang dari 210 ribu orang pengemudi atau biasa
dipanggil driver Gojek telah meroda di jalanan. Tercatat, Gojek telah
beroperasi di Jabodetabek, Bali, Surabaya, Bandung, Semarang, Yogyakarta,
Medan, Makassar, Palembang, dan Balikpapan. Nadiem pun tak lagi hanya ditemani
tim manajemen kecil. Sebab, secara total pegawainya telah mencapai sekitar
seribu orang.
Semakin hari, layanan Gojek
pun semakin berkembang mengikuti demand konsumen yang terus meningkat. Saat
masih mengedepankan layanan jasa antar pada jam sibuk dan hari kerja, rata-rata
order Gojek per pengemudinya hanya mendapat tiga sampai empat kali pesanan.
Setelah Gojek mengembangkan layanannya dan beroperasi setiap hari 24 jam,
termasuk hari libur, rata-rata pesanan Gojek meningkat mencapai empat sampai
delapan pesanan per pengemudi per hari.
"Ini kan menarik. Ojek
bisa makin banyak dapat pesanan, tapi harganya pun murah. Semua senang,"
ujar Nadiem.
Nadiem tak bisa
memperkirakan jumlah penghasilan yang diterima setiap pengemudi Gojek yang
terdaftar di perusahaannya. Hal yang jelas, semakin driver Gojek rajin menerima
pesanan, maka semakin bertambah pundi-pundi yang dihasilkan setiap bulannya.
Kalau sebelumnya ojek pangkalan rata-rata hanya mendapat penghasilan di angka
ratusan ribu, Nadime yakin rata-rata penghasilan Gojek tak kurang dari Rp 2
juta sampai Rp 3 juta per bulan.
"Tapi, ya, itu tadi,
semua tergantung driver-nya. Kalau mereka rajin ambil pesanan, pendapatannya
bisa jauh di atas itu," katanya.
Selain menciptakan cara
layanan ojek model baru, aplikasi Gojek juga banyak diikuti para perintis usaha
baru (startup). Setidaknya, ada enam aplikasi serupa yang membuat layanan jasa
ojek serupa Gojek. Perbedaannya hanya tarif awal dan per kilometer berikutnya.
Bagi Nadiem, para pengusaha muda kreatif pembuat aplikasi serupa Gojek bukanlah
kompetitor yang harus dikalahkan atau ditaklukkan.
"Hal ini justru bikin
hati saya senang. Semakin kita dikopi/, apalagi itu dengan karya anak bangsa,
dampaknya membuat masalah kompetisi kita yang semua dari luar negeri, bisa
ditekan. Justru yang saya ingin lihat sebenarnya lebih banyak pemain lokal,
maju. Ya, enggak apa-apa menggunakan, mencontek Gojek. Itu enggak
apa-apa," katanya. Oleh Rizky
Suryarandika, ed: Eh Ismail
Kesimpulan
Kesimpulannya dapat dilihat
dari sosok Nadiem Makarim yang membentuk sebuah perusahaan (organisasi) yang
awalnya hanya call center dan kini sukses dengan sstem kepemimpinannya. Dilain
sisi PT Gojek Indonesia bisa mengatasi pengangguran yang ada di Indonesia dan
memanfaatkan sumber daya manusia dengan merekrut orang-orang untuk menjadi
driver go-jek.
Referensi :
Munandar, Ashar sunyoto.
2001. Psikologi industri dan organisasi. Jakarta: UI –Press.
0 komentar:
Posting Komentar